PHK Massal Hantui Bisnis Startup di Indonesia, Benarkah Akibat Situasi Ekonomi Global?

Anisa 22 Nov 2022 3 Menit 0

Pintartekno.id – Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK massal mulai menghantui bisnis startup di Indonesia setelah GoTo, Shopee, hingga Ruangguru melakukan perampingan karyawan belakangan ini.

GoTo yang disebut-sebut mampu bertahan dari peliknya ancaman resesi usai merger dengan Tokopedia, rupanya juga mengambil keputusan serupa dengan Twitter, Meta, dan Amazon.

Perusahaan transportasi online tersebut diketahui telah memutuskan hubungan kerja dengan 1.300 karyawan atau setara 12% dari total seluruh tenaga kerja mereka. Tentu saja keputusan PHK tidak hanya diberlakukan di tanah air, tetapi juga Singapura, Vietnam, dan India.

Pemangkasan hubungan kerja dipilih GoTo agar perusahaan dapat terus tumbuh dan beroperasi dalam jangka waktu yang lebih lama serta fokus pada tiga pilar bisnisnya yakni e-commerce, fintech, dan on-demand.

Dalam menghadapi gelombang PHK akibat ekonomi global yang lesu, GoTo pun tidak sendirian, karena Ruangguru dan beberapa perusahaan lainnya juga mengambil langkah yang sama.

1. Ruangguru

PT Ruang Raya Indonesia juga memutuskan hubungan kerja dengan ratusan karyawan terbaiknya karena terkena dampak ekonomi global yang dinilai fluktuatif serta tak pasti.

Dilansir dari Kompas.com, tim komunikasi Ruangguru, Gwendolyn mengungkapkan lewat pernyataan tertulis “Hari ini Ruangguru melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sebagian pegawai Ruangguru. Terdapat ratusan pegawai ruang guru yang terdampak dari pemutusan hubungan kerja ini. Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis.”

Sementara itu, Belva Devara selaku CEO Ruangguru akhirnya buka suara. Dirinya turut sedih akan keputusan yang harus diambil oleh perusahaan.

Namun sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, Belva mengungkapkan jika seluruh karyawan yang diberhentikan akan tetap memperoleh pesangon, penggantian hak sesuai dengan UU, penghargaan masa kerja yang adil, gaji bulan terakhir saat bekerja dibayar penuh sebagai hak karyawan, serta perpanjangan asuransi.

2. Shopee

Sebelum Ruangguru, Shopee sudah lebih dulu mengejutkan publik usai memangkas karyawannya sebanyak 3% dari seluruh jumlah pekerja aktif yang berada di perusahaan mereka.

Bahkan SEA atau induk perusahaan Shopee juga memberhentikan 7.000 karyawan atau 10% dari keseluruhan tenaga kerjanya yang menyebar di seluruh dunia.

Pemutusan hubungan kerja diambil oleh Shopee demi beradaptasi dengan kondisi bisnis masa kini dan membangun kebijakan yang relevan usai kondisi ekonomi masyarakat di tingkat global mulai merosot tajam.

3. Zenius

Perusahaan startup bimbel online, Zenius nyatanya juga tidak mampu bertahan menghadapi sulitnya situasi ekonomi yang mendera di tahun 2022 seperti sekarang.

Bulan Agustus lalu, sang CEO, Rohan Monga membenarkan berita yang sempat beredar di publik bahwa perusahaan berbasis teknologi tersebut telah melakukan PHK pada 600 karyawannya.

Sama halnya dengan keputusan Ruangguru, startup ini juga berjanji akan memberikan pesangon pada karyawan yang diberhentikan menurut UU yang berlaku di Indonesia.

Selain Zenius, beberapa perusahaan lain seperti Tanihub, JD.ID, SiCepat, Tokocrypto, Pahamify, Indosat Ooredoo, Lummo, dan lainnya juga diketahui telah PHK sejumlah karyawannya agar bisnis tetap berjalan dan mampu beradaptasi menghadapi persaingan di tingkat global.

Melihat badai PHK yang sedang marak terjadi di dalam negeri, Professor sekaligus pebisnis kondang, Rhenaldi Kasali pun buka suara.

“Baru saja GoTo mengumumkan 1.300 orang kena PHK, kemudian Ruangguru juga telah mengumumkan telah terjadi PHK di perusahaannya, dan semuanya sama-sama menyalahkan situasi ekonomi global. Benarkah itu terjadi pada mereka karena situasi ekonomi global yang pernah memburuk pada mereka? Saya kok ragu-ragu ya. Kalau saya lihat, memang selama pandemi banyak sekali dari mereka yang diuntungkan. Semua orang menggunakan jasa mereka, tetapi apakah itu sustain? Yang pertama mungkin karena bakar duitnya secara berlebihan. Kalau bakar duit berlebihan, ini yang terjadi. Kompetisi di antara mereka. Kedua, Ruangguru, produknya menurut saya agak kurang sustain. Bayangkan, siapa yang mau kursus berkelanjutan, memanfaatkan kartu prakerja pada masa itu? Dan kemudian kita kursur-kursus gratisan ada di mana-mana.”

Pria lulusan Fakultas Ekonomi Univertas Indonesia ini pun tampak meragukan bahwa situasi ekonomi global menjadi biang kerok atas permasalahan yang menimpa sejumlah perusahaan, terutama startup.

“Jadi ini adalah masalah model bisnis, masalah kecocokan. Ingat, resesi itu tidak selalu berdampak pada semua bangsa di seluruh dunia. Jangan mencari kambing hitam. Barangkali kita sendiri yang mismanagement. Buka laporan keuangan Anda. Jelaskan dengan sebaik-baiknya. Jangan-jangan Anda bakar duitnya berlebihan.” Tutup Pria lulusan Fakultas Ekonomi Univertas Indonesia ini lewat YouTube Short channel pribadinya.


Jangan lupa untuk berkomentar dan beri kami masukan melalui media sosial Pintartekno on Facebook agar terus berkembang, sehingga mampu menyuguhkan artikel berkualitas sesuai kebutuhan readers. Yuk, baca artikel menarik lainnya di Pintartekno.id seputar media sosial dari Anisa Juniardy. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi operation@tonjoo.id.


Sumber:

  • Daftar 14 Perusahaan Teknologi yang Lakukan PHK Massal pada 2022 – https://money.kompas.com/read/2022/11/21/114201626/daftar-14-perusahaan-teknologi-yang-lakukan-phk-massal-pada-2022?page=all
  • Tak Cuma di Indonesia, PHK Massal 1.300 Karyawan GoTo Berlaku di Luar Negeri – https://economy.okezone.com/read/2022/11/20/320/2711225/tak-cuma-di-indonesia-phk-massal-1-300-karyawan-goto-berlaku-di-luar-negeri
  • GoTo dan Ruangguru PHK Massal, Kita Jadi Resesi? – https://www.youtube.com/watch?v=gqR1eivodIY
Bagikan ke:
Anisa
Ditulis oleh

Anisa

Seorang Content Writer SEO dan Content Creator yang suka belajar hal-hal baru, terutama tentang transformasi dunia digital agar bermanfaat dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang relevan saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *