Pintartekno.id – Saham GOTO tampaknya masih betah di zona merah pada pembukaan perdagangan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang menunjukkan adanya kemerosotan super tajam bahkan hingga ke level 6.96% atau mencapai level Rp107.
Jika biasanya perusahaan gabungan antara GoJek dengan Tokopedia ini lekat dengan kurva hijau secara signifikan dan teratur, sekarang keduanya harus menerima kenyataan bahwa harga saham lengser selama kurang lebih 12 hari secara berturut-turut.
Data tersebut didukung oleh informasi yang dihimpun oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak Selasa (6/12/2022) yang mana mempresentasikan jika harga saham emiten jasa transportasi online dan platform sekelas e-commerce telah ditutup dengan harga terendah yakni 6.50% atau menyentuh Rp115,00 sejak GOTO bergabung di bursa perdagangan.
Jika diakumulasikan, saham GOTO sudah mengalami penurunan hingga angka 29,14% atau setara dengan 46.23% dalam waktu 30 hari terakhir ini.
Walhasil nilai saham perlahan malah melesat jauh dari harga IPO yang sebelumnya digembar-gemborkan akan mengalami peningkatan pada akhir tahun. Bahkan saking tajamnya penurunan harga tersebut, saham GOTO harus tedepak dari papan utama dan harus bersanding di papan baru bersama PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Padahal posisi tersebut dinilai cukup berbahaya, karena menurut peraturan No. II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dengan SK Direksi No: KEP-00025/BEI/03-2020 menerangkan bahwa saham yang berada di rentang harga Rp50 hingga Rp200 akan masuk ke autoreject bawah (ARB) alias ditolak dengan kenaikan mencapai 35% serta penurunan saham mencapai 7% dalam waktu 24 jam.
Melihat tren penurunan saham GOTO yang sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial ini, Wahyu Laksono selaku Pengamat Pasar Modal menganggap jika anjloknya harga saham GOTO persis dengan skema milik PT Bukalapak.com (BUKA) atau biasa disebut dengan downtren usai mendaftar IPO.
Menurutnya, harga saham yang terjun bebas dipicu oleh adanya pergerakan atau perubahan tren moneter secara global yang berdampak pada pengetatan modal dari para investor terutama para startup dan saham tekonologi. Akibatnya, mereka harus mengambil keputusan akhir bersifat memaksa yakni menarik invetasinya kembali.
Walaupun dinilai cukup riskan, jatuhnya nilai saham GOTO kali ini ternyata membawa peluang manis bagi pemerintah Singapura yang memanfaatkanya dengan memborong saham PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk senilai Rp68 miliar saham atau 5,80% dari seluruh saham yang beredar.
Baca Juga
Ya meskipun pergerakan saham teknologi terbilang fluktuatif, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau saat ini menjadi salah satu titik terkelam yang dialami oleh PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk, mengingat nilainya yang cukup besar untuk ukuran IHSG.
GOTO diketahui akan menggelar public expose insidentil atau paparan publik pada Kamis (8/12/2022) sesuai dengan dokumen yang diunggah perusahaan atas permintaan Bursa Efek Indonesia dalam surat nomor S-10351/BEI.PP3/12-2022.
Para investor dapat mengikuti paparan publik yang digelar oleh GOTO melalui Zoom, YouTube GoJek Indonesia, platform Tokopedia, dan tentu saja laman GoTo Financial.
Jangan lupa untuk berkomentar dan beri kami masukan melalui media sosial Pintartekno on Facebook agar terus berkembang, sehingga mampu menyuguhkan artikel berkualitas sesuai kebutuhan readers. Yuk, baca artikel menarik lainnya di Pintartekno.id seputar media sosial dari Anisa Juniardy. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi operation@tonjoo.id.
Sumber:
- Indonesia’s GoTo has lost almost 70% of its valuation since its April IPO – https://www.cnbc.com/2022/12/05/indonesias-goto-valuation-plummet-since-ipo.html
- Indonesia’s GoTo shares drop 7% after some shareholders – https://www.reuters.com/markets/deals/indonesias-goto-says-some-pre-ipo-shareholders-not-taking-up-secondary-offering-2022-12-01/
- GoTo’s pre-IPO investors opt out of secondary offering, shares – https://www.dealstreetasia.com/stories/goto-secondary-offering-319265